MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN IPS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Boomingnya hasil- hasil teknologi informasi dan komunikasi
dalam beberapa tahun terakhir ini telah banyak membantu para pendidik (guru,
dosen, intruktur, dll) dalam penyediaan media pembelajaran (instructional
media) dan sumber belajar (learning resource) serta alat peraga (teaching aid.
Setiap orang dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi kapan saja dan
dimana saja, sesuai kebutuhan masing- masing. Di bidang pendidikan, para
mahasiswa, siswa dan peserta pelatihan dengan mudah bisa memperoleh materi
pembelajaran yang berkaitan dengan topic yang di pelajari di sekolah atau
menyelesaikan tugas yang di berikan guru/ pelatih. Dewasa ini, media
pembelajaran dan sumber belajar tidak terbatas hanya pada buku- buku di
perpustakan dan guru di sekolah.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat
terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu
telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal
disekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada
diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan,
kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah,
rekaman video atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan
fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio,
televisi, komputer, perpustakaan, labolatorium, pusat sumber belajar, dan
lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja
tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang
akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian media?
2. Apa pengertian media
pembelajaran?
3. Apa saja jenis-jenis
media pembelajaran?
4. Apa fungsi media
pembelajaran?
5. Bagaimana pembelajaran
IPS di kelas?
6. Bagaimana kontribusi
media pembelajaran ips dalam meningkatkan kualitas pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
pengertian media.
2. Untuk mengetahui
pengertian media pembelajaran.
3. Untuk mengetahui
jenis-jenis media pembelajaran.
4. Untuk mengetahui
fungsi media pembelajaran.
5. Untuk mengetahui
pembelajaran IPS di kelas.
6. Untuk mengetahui
kontribusi media pembelajaran ips dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media
Secara etimologis, media berasal dari Bahasa Latin,
merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara, atau
pengantar”. Istilah perantara atau pengantar ini, menurut Bovee (1977),
digunakan karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari
si pengirim (sender) kepada si penerima (receiver) pesan. (Asyar, 2012: 4)
The Association for Education Communication and Technology
(AECT, 1977) menyatakan bahwa media adalah apa saja yang di gunakan untuk
menyalurkan informasi. (Anitah, 2012: 5)
Menurut Suparman (1997), media merupakan alat yang di
gunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada
penerima pesan. Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin
memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Kata media itu sendiri berasal dari Bahasa
Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “pengantar
atau perantara”, dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana
penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Sehingga media pembelajaran
dapat diartikan sebagai suatu perantara atau pengantar yang memudahkan pengajar
untuk menyampaikan suatu materi kepada siswa.
Gagne dan Bringgs (dalam Yani, 2011: 11) menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya: buku, film,
kaset, dll.
Menurut Widatiningsih (2012: 18) menyatakan bahwa media
adalah sarana-sarana yang dapat digunakan untuk menunjang kelancaran proses
belajar mengajar sehingga anak didik dapat memahami atau menyerap materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru sesuai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Barlo dalam Miarso (1984), proses komunikasi melibatkan
paling kurang tiga komponen utama, yakni pengirim atau sumber pesan (source),
perantara (media), dan penerima (receiver).
Kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiar berarti
perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu
kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan
belajar.
B. Pengertian Media
Pembelajaran
Media pembelajaran, menurut Gerlach & Ely (dalam Asyar,
2012: 7) yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu
kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan keterampilan
atau sikap.
Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses
belajar mengajar. (Ibrahim dan Syaodih, 2003: 112).
Dalam hal ini, pendidik juga bisa termasuk salah satu bentuk
media pembelajaran sehingga menjadi kajian strategi penyampaian pembelajaran
(Degeng, 2001).
Menurut Gagne’ dan Briggs (dalam Arsyad, 2010: 4) secara
implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik di
gunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain
buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.
(Anitah, 2012: 5)
Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2007: 65) mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah alat yang di gunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi dari pengajar atau instruktur kepada peserta belajar.
Oemar Hamalik dalam Winarno, dkk (2009: 2) mengemukakan
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh psikologi
terhadap peserta didik.
Sanaky, (2009: 4) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah sarana pendidikan yang dapat di gunakan sebagai perantara dalam proses
pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pengajaran.
Sudjana dan Rivai (2001: 7),kedudukan media pembelajaran
dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi
proses interaksi guru siswa dan interaksi siswa dengan linkungan belajarnya.
Arsyad (2003), mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau bahan
pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran,dan perasaan
siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Ibrahim dan Syaodih (2003), menyatakan bahwa media
pembelajaran didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan,perhatian,
dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar.
Arsyad (2007), mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat
memberikan kesamaan pengalaman pada siswa tentang peristiwa di lingkungan
mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya.
C. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Menurut Asyar (2012: 44) jenis-jenis media pembelajaran
sebagai berikut.
1. Media visual, yaitu
jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata
dari peserta didik.
2. Media audio, adalah
jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan
indera pendengaran peserta didik.
3. Media audio-visual,
adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.
4. Multimedia, yaitu
media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi
dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.
Sedangkan menurut Harjanto (1997: 237) menyatakan bahwa
jenis-jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran
sebagai berikut.
1. Media grafis seperti
gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain.
2. Media tiga dimensi
yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang,
model susun, model kerja,mock up, diorama dan lain-lain.
3. Media proyeksi seperti
slide, filmstrip, film, penggunaan OHP, dan lain-lain.
4. Penggunaan lingkungan
sebagai media pendidikan.
Aneka ragam media pengajaran dapat diklasifikasikan
berdasarkan ciri-ciri tertentu. Menurut Brets (dalam Ibrahim dan Syaodih, 2003:
114) membuat klasifikasi tiga ciri yaitu suara (audio), bentuk (visual) dan
gerak (motion). Atas dasar ini Brets mengemukakan beberapa kelompok media
sebagai berikut.
1. Media audio-motion-visual,
yakni media yang mempunyai suara ada gerakan dan bentuk objektif dapat dilihat.
Media semacam ini paling lengkap. Jenis media yang termasuk kelompok ini adalah
televise, video tape, dan film bergerak.
2. Media audio-still-visual,
yakni media yang mempunyai suara, objeknya dapat dilihat, namun tidak ada
gerakan, seperti film strip bersuara, slide bersuara, dan rekaman televise
dengan gambar tak bergerak (television still recordings)
3. Media audio-semi-motion,
mempunyai suara dan gerakan namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara
utuh. Salah satu contoh dari media jenis ini ialah papan tulis jarak jauh
atau tele-blackboard.
4. Media motion-visual,
yakni media yang mempunyai gambar objek bergerak, tapi tanpa mengeluarkan
suara, seperti film bisu yang bergerak.
5. Media still-visual,
yakni ada objek namun tidak ada gerakan seperti film strip dan slide tanpa
suara.
6. Media audio,
hanya menggunakan suara seperti radio, telepon dan audio-tape.
7. Media cetak, yang
tampi dalam bentuk bahan-bahan tercetak/tertulis seperti buku, modul dan
pamflet
D. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Asyar (2012: 29) fungsi media pembelajaran sebagai
berikut.
1. Media sebagai Sumber
Belajar
Artinya, melalui media peserta didik memperoleh pesan dan
informasi sehingga membentuk pengetahuan baru pada diri siswa. Dalam batas
tertentu, media dapat menggantikan fungsi guru sebagai sumber
informasi/pengetahuan bagi peserta didik. Media pembelajaran sebagai sumber
belajar merupakan suatu komponen sistem pembelajaran yang meliputi pesan,
orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang dapat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. (Mudhofir dalamAsyar, 2012: 30)
2. Fungsi Semantik
Semantik berkaitan dengan meaning atau arti dari
suatu kata, istilah, tanda atau symbol.
3. Fungsi Manipulatif
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan kemampuan media untuk
menampilkan kembali suatu objek atau peristiwa/ kejadian dengan berbagai macam
cara, teknik dan bentuk.
4. Fungsi Fiksatif
Adalah fungsi yang berkenaan dengan kemampuan suatu media
untuk menangkap, menyimpan, menampilkan kembali suatu objek atau kejadian yang
sudah lama terjadi. Artinya, fungsi fiksatif ini terkait dengan kemampuan
merekam (record) media pada suatu peristiwa atau objek dan menyimpannya dalam
waktu yang tak terbatas sehingga sewaktu- waktu dapat di putar kembali ketika
di perlukan.
5. Fungsi Distributif
Adalah dalam sekali penggunaan satu materi, objek atau
kejadian, dapat di ikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar (tak terbatas)
dan dalam jangkauan yang sangat luas sehingga dapat meningkatkan efisiensi baik
waktu maupun biaya.
6. Fungsi Psikologis
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan aspek psikologis yang
mencakup fungsi atensi (menarik perhatian), fungsi afektif (menggugah perasaan/
emosi), fungsi kognitif (menembangkan kemampuan daya piker), fungsi imajinatif
dan fungsi motivasi (mendorong peserta didik membangkitkan minat belajar).
7. Fungsi Sosio-Kultural
Yaitu media pembelajaran dapat memberikan rangsangan
persepsi yang sama kepada peserta didik.
Manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa menurut
(Sudjana dan Ahmad, 2001: 2) antara lain:
1. Pelajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pengajaran akan
lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa melebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran lebih baik.
3. Metode mengajar akan
lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap mata pelajaran.
4. Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi
juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan
lain-lain.
E. Pembelajaran IPS
IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah,
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari
berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. (Sardjiyo dkk, 2008: 26)
Ilmu pengetahuan sosial juga merupakan ilmu yang mempelajari
tentang geografi, ekonomi, antropologi, tatanegara, dan sejarah yang berkaitan
dengan masa lampau, dapat dimaknai untuk saat ini dan dapat diantisipasi untuk
masa yang akan datang baik secara regional, nasional, maupun global.
Dimasa yang akan datang peseta didik akan menghadapi tantangan
berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap
saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS di rancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Tujuan pembelajaran ips dalam kurikulum 2004 menyebutkan 4
tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan
dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,inkuiri,memecahkan
masalah,dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi,bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,di tingkat lokal,nasional,dan
dunia.
Mata pelajaran ips disusun secara sistematis,
komprehensif,dan terpadu dala proses pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan.
Kelompok kami mengambil materi kelas 3 semester 2 dengan
materi Pekerjaan di Masyarakat.
Standar kompetensi: 2. Memahami jenis pekerjaan
Kompetensi dasar: 2.1 mengenal jenis-jenis pekerjaan
Setiap orang perlu makan, minum, pakaian, dan tempat
tinggal. Untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, seseorang harus bekerja.
Dengan bekerja seseorang dapat memperoleh penghasilan.dari penghasilan itu
seseorang dapat digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya baik
kebutuhan dirinya maupun keluarganya
Pekerjaan di bagi menjadi dua yaitu: pekerjaan yang
menghasilkan barang dan pekerjaan yang tidak menghasilkan barang.
Pekerjaan yang menghasilkan barang yaitu setiap pekerjaan
yang menghasilkan suatu barang. Misalnya, seorang petani menanam padi di sawah.
Hasilnya dijual untuk memenuhi kebutuhan oranglain yang tidak memiliki sawah.
Demikian juga dengan para nelayan mereka menangkap ikan dilaut. Ikan hasil
tangkapannya djual kepasar agar orang lain dapat membeli ikan. Dari hasil
menjual ikan-ikan itu para nelayan dapat membeli atau memenuhi kebutuhannya
yang lain.
Pekerjaan bidang jasa (jenis pekerjaan yang tidak menghasilkan
barang), seperti: guru tugasnya mengajarkan pengetahuan, dokter tugasnya
mengobati orang sakit, polisi tugasnya mengatur lalu lintas/ketertiban,
penjahit tugasnya menjahit baju, tukang cukur tugasnya mencukur rambut dan lain
sebagainya.
Pekerjaan yang ada di dalam masyarakat dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu: pegawai negeri dan pegawai swasta.
Pegawai negeri adalah orang yang bekerja di kantor
pemerintah yang melakukan pekerjaan melayani kepentingan masyarakat. Mereka
memperoleh penghasilan dari pemerintah. Contoh: Tentara Nasional Indonesia
(TNI), Polisi lalu lintas, Brimob, guru, dan lain sebagainya.
Pegawai swasta adalah pegawai yang diangkat sesuai dengan
bidang pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan milik perseorangan. Pegawai
swasta bekerja di perusahaan, peternakan, took, dan lain-lain Contohnya:
pramuniaga (pelayan toko), pramusaji (pelayan restoran), pramugari, dan
lain-lain.
F. Kontribusi Media
Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat
penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Pemilihan salah satu
jenis metode pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran
yang digunakan.sebagaimana yang kita ketahui bahwa di dalam kegiatan belajar
mengajar, seorang guru dituntut mampu membangkitkan motivasi belajar yang
tinggi bagi siswa.
Di dalam mata pelajaran IPS media pembelajaran yang
dibutuhkan pada umumnya adalah media pembelajaran lisan, tertulis dan visual.
Sebagai contoh untuk mata pelajaran IPS materi “Pekerjaan di Masyarakat” ini
media pembelajaran yang dapat digunakan adalah gambar-gambar para
pekerja-pekerja di lingkungan masyarakat.
Pemilihan media lisan, tertulis dan visual untuk materi ini
di harapkan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan dapat
mempermudah siswa dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru, sebagai
contoh guru menjelaskan pekerjaan-pekerjaan di masyarakat apabila hanya
dijelaskan tanpa menggunakan media bukan tidak mungkin siswa akan bingung dan
tidak akan mengerti apa yang disampaikan oleh guru tersebut, namun apabila guru
menggunakan media pembelajaran berupa visual tentang pekerjaan di masyarakat,
siswa setidaknya dapat melihat dan memahami apa saja jenis-jenis pekerjaan di
masyarakat.
Dalam rentang usia sekolah dasar anak berfikir dalam tahap
Operasional Konkrit yaitu anak belum mampu untuk berfikir abstrak sehingga
dengan adanya media pembelajaran diatas dapat membantu anak melihat dan
memahami tentang jenis-jenis pekerjaan.
Jadi pengaruh adanya media gambar dalam pembelajaran IPS
sangat besar pengaruhnya baik bagi guru maupun bagi siswa, adanya media ini
diharapkan tujuan dari pembelajaran IPS materi “Pekerjaan di Masyarakat” dapat
tercapai dengan efektif dan efisien. Di samping itu pengaruh media visual
diharapkan dapat mempermudah siswa dalam menerima pembelajaran sehingga siswa
dapat memahami pembelajaran materi IPS materi “Pekerjaan di Masyarakat”.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pembelajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar siswa antara lain :
a. Pembelajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran
akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih di pahami oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
c. Model mengajar
akan lebih bervariasi,tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d. Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi
juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan
lain-lain.
Dalam materi IPS “Pekerjaan di Masyarakat”
kelompok kami menggunakan media charta (gambar). Media charta merupakan salah
satu media grafis yang berfungsi menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang
sulit bila disampaikan secara tertulis atau lisan, secara visual. Charta juga
mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Pesan
yang di sampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan
atau hubungan-hubungan penting. Sebagai media yang baik charta haruslah dapat
dimengerti anak didik, sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit,dan
diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap (up to date) juga tak
kehilangan daya tarik.
Media gambar (charta) adalah segala sesuatu yang diwujudkan
secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pikiran.
Media gambar (charta) adalah media visual yang umum dipakai.
Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apa lagi jika
gambar yang dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik akan
menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Media ini merupakan salah satu teknik media pembelajaran
yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan
terpadu melalui pengungkapan kata kata dan gambar.
Kelebihan media gambar yaitu:
a. Sifatnya
kongkerit dan lebih reallistis dalam memunculkan pokok masalah jika
dibandingkan dengan bahasa verbal
b. Dapat mengatasi
batasan ruang dan waktu
c. Dapat mengatasi
keterbatasan pengamatan kita
d. Memperjelas masalah
bidang apa saja
e. Harganya murah
dan mudah didapat serta di gunakan
Media visual merupakan media yang melibatkan indra
penglihatan, yang terdapat 2 jenis pesan yang dimuat dalam media visual yakni pesan
verbal dan nonverbal. Pesan verbal visual terdiri dari kata kata ( bahasa
verbal ) dalam bentuk tulisan dan pesan non verbal visual adalah pesan yang di
tuangkan ke dalam symbol symbol non verbal visual. Media visual terbagi dalam
beberapa jenis diantaranya grafik, diagram, charta, peta. Gambar ( charta )
merupakan media visual yang penting dan mudah di dapat. Dikatan penting sebab
ia dapat menggantikan kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak dan mengatasi
pengamatan manusia. Gambar ( charta ) dapat membuat seseorang menangkap idea
atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas, lebih jelas dari pada
yang di ungkapkan oleh kata kata.
DAFTAR PUSTAKA
Asyar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ibrahim dan Syaodih, Nana. 2003. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2001. Media Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru Algensindo Bandung.
Yani, Shofti Andri. 2011. “Peningkatan Kemampuan Perkalian
dengan Menggunakan Media Penghitung Batang Napier pada Peserta Didik Kelas IV
SD Negeri 04 Tegalgede Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi. Surakarta:
FKIP PGSD UMS.
Widatiningsih. 2012. “Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung
Permulaan melalui Media Pohon Hitung pada Anak TK Aba Socokangsi II Gadungan
Kecamatan Jatinom, Klaten Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi. Surakarta: PAUD
FKIP UMS.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD.
Surakarta: PGSD FKIP UMS.
Anitah, Sri. 2012. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Sardjiyo, dkk. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Tim Bina Karya Guru. 2007. IPS Terpadu untuk Sekolah
Dasar Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Fitriyana, khoiru. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran Group
Investigation (GI) Dengan Media Charta Untuk Peningkatan Hasil Belajar Biologi
Materi Sistem Organisasi Kehidupan Pada Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiyah 8
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 ”. Skripsi. Surakarta : FKIP BIOLOGI UMS
No comments:
Post a Comment